Social Items

Fawazgates.com

Perbaiki diri setiap hari

Sabda Nabi Muhammad saw. di atas merupakan warning bagi kita untuk selalu memperbaiki diri setiap saat, setiap waktu. Ya, hari-hari yang kita lalui harus diisi aktivitas positif (amal saleh) yang terus mening- kat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Keberuntungan hanya akan menghampiri orang- orang yang selalu memperbaiki kualitas dirinya. Kualitas diri dalam pengertian yang seluas-luasnya. Dalam diri kita terdapat kualitas intelektual, emosional dan spiritual.

Maka, jika kita mengharap keberuntungan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, tidak bisa tidak, kita harus selalu meningkatkan kualitas intelektual emosional dan spiritual kita setiap saat, setiap waktu.

Hari demi hari yang kita jalani harus dijadikan kesempatan untuk meningkatkan tiga kualitas yang ada di dalam diri kita tersebut.

Intelektual kita harus terus diasah dengan lmu pengetahuan, melalui be- ragam bacaan yang bergizi, informasi terkini seputar isu-isu aktul di sekitar kita. Emosional kita harus terus ditempa dengan sikap empati terhadap sesama, peduli dengan orang lain, peka terhadap lingkungan sekitar.

Spiritual kita harus terus di charge dengan aktivitas ibadah, mendekatkan diri kepada Tuhan me- lalui ritualitas ajaran agama, juga melalui perenungan (tadabbur) terhadap tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang terhampar luas di jagat raya ini. Memperbaiki diri setiap hari adalah sesuatu yang niscaya. Meski demikian, banyak di antara kita, bahkan mungkin diri kita sendiri sering tidak menyadari ba- nyak hal yang harus diperbaiki dalam. Kita lalai dan erlena untuk memperbaiki kualitas diri karena aktivitas hidup sehari-hari. Cara paling mudah untuk memperbaiki diri adalah dengan mengambil jeda dari rutinitas sehari-hari. Sisihkan waktu beberapa saat untuk introspeksi diri (muhasabah, melihat ke dalam diri tentang apa saja yang masih perlu dibenahi dan diperbaiki. Kita bicara dengan hati nurani kita. Biasanya, hati kita akan ber- kata jujur tentang kekurangan kita Cara lain untuk memperbaiki diri adalah dengan meminta pendapat orang-orang yang dekat dengan kita.

Apakah itu pasangan hidup kita, orang tua kita, atau mungkin anak anak kita. Kita meminta mereka untuk menunjukkan sikap, perilaku serta kebiasaan kita yang perlu dibaki Dengan cara seperti ni biasanya kita akan sadar dan membuka mata tentang kekurangan kita. Dengan demikin, kita akan bangn dari tidur panjang yang melenakan.

Kita akan bangki ntuk egera membenahi kekuranga diri kita. Schingga, wak tu demi waktu yang kita lalui hanya berisi perbaikan demi perbakn di. nilah yang disebut oleh Nabi saw melalui sabdanya di atas dengan keberuntungan Sebaliknya, ika hari dei hari kita lalui tanpa perubahan kualitas diri, tidak ada sedikit pu ningkatan k nelektual, emosional dan spiritual, maka kita termasuk orang orang yang merugi.

waku demi waktu berlalu tapa perbaikan diri. lerakhir, dan ini kondisi yang paling parah, Nabi saw. menyebutnya dengan orang yang celaka yaitu mereka ya leti hari demi hari dengan penurunan kualitas diri, Intelektualitas, emosional ser ta spritualitas mereka semakin Tidak ada gi semangaumenggali imu pengetahuan tdak peduli dengangkungan sekitar, dau dari ajaran againia Secara sada dengan pikiran yang en dan hati untuk berada pada yang bersih, k beharap kelompok pertama, angog yang beruntung. Tetapi kesadaran saja tentu tidak cukup, tanpa ada tindakan nyata.

So, mari perbaiki diri setiap hari, tingkatkan ku- alitas intelektual, emosional dan spiritual setiap saat, agar hidup lebih bermakna.

Menebar manfaat setiap hari

Susunan redaksi hadis Nabi saw. di atas sangat singkat. Tetapi, dari sisi makna, sungguh menyimpan pesan yang sangat luar biasa.

Jika kita renungkan secara mendalam makna yang terkandung di dalam hadis tersebut, tidaklah sesingkat dan sesederhana susunan redaksinya.

Ada nilai yang sangat tinggi, ajaran yang sangat agung nan mulia yang hendak disampaikan Rasulullah saw, melalui hadis tersebut. Ya, kehadiran kita di muka bumi ini, tidak lain untuk mengabdi kepada Sang Khalik-menjalin hu bungan yang harmonis dengan Nya: melalui ibadah ibadah mahdlah (ritual)-, dan berkhidmah kepada sesama, dengan menebar manfaat sebanyak-banyaknya melalui ibadah-ibadah sosial.

Pengabdian kepada Sang Khalik, berupa kesalehan ritual hanya bermanfaat untuk diri sendiri, sedangkan khidmah kepada sesama berupa kesalehan secara sosial akan menghadirkan manfaat yang jauh lebih luas, ti- dak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk umat manusia.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meng hadirkan manfaat kepada sesama, sesuai dengan ke- mampuan serta posisi kita masing-masing dalam ranah sosial. Jika kita adalah seseorang yang tengah mendapat amanat memegang kekuasaan, maka kita bisa ber- khidmah untuk menghadirkan manfaat kepada sesama melalui kekuasaan yang sedang kita pegang.

Buatlah kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada masyarakat secara luas, tidak mementingkan diri kelompok tertentu. Jika kita adalah seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah Swt., maka kita bisa menebar manfaat de ngan ilmu yang kita miliki, baik melalui pendidikan dan pengajaran secara langsung di ruang-ruang kelas perkuliahan, forum-forum ilmiah, majelis taklim mimbar-mimbar khutbah, maupun secara lang sung dengan menulis karya berupa buku-buku yang menggugah, memotivasi dan mencerahkan umat se hingga menjadi lebih baik. Jika kita adalah seseorang yang dianugerahi ke kayaan berupa materi yang melimpah oleh Allah Swt.

maka kita bisa menghadirkan manfaat kepada sesa dengan berbagi kebahagiaan, memberikan infak dar sedekah, menyantuni fakir miskin, menjadi orang tua asuh untuk anak-anak yatim, menjadi donatur teta lembaga-lembaga pendidikan, panti asuhan, yayasan- yayasan sosial, serta aktif dalam memberikan dana untuk kegiatan dakwah yang menggugah kesadaran manusia untuk terus berada di jalan kebaikan.

Singkatnya, ada seribu satu macam cara untuk menebar manfaat setiap saat, menghadirkan kebaikan untuk sesama, sesuai dengan kemampuan, keilmuan kekayaan, serta jabatan yang kita miliki. Bukankah Tuhan sangat senang jika hamba-Nya selalu berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain? Bukankah kita juga senang ketika ada orang yang se- lalu menebar manfaat serta berbuat baik untuk sesama?

So, tebarlah manfaat setiap saat, maka hidupmu akan selamat, dunia-akhirat.

Fawazgates.com

Perbaiki diri setiap hari

Fawazgates.com

Perbaiki diri setiap hari

Sabda Nabi Muhammad saw. di atas merupakan warning bagi kita untuk selalu memperbaiki diri setiap saat, setiap waktu. Ya, hari-hari yang kita lalui harus diisi aktivitas positif (amal saleh) yang terus mening- kat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Keberuntungan hanya akan menghampiri orang- orang yang selalu memperbaiki kualitas dirinya. Kualitas diri dalam pengertian yang seluas-luasnya. Dalam diri kita terdapat kualitas intelektual, emosional dan spiritual.

Maka, jika kita mengharap keberuntungan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, tidak bisa tidak, kita harus selalu meningkatkan kualitas intelektual emosional dan spiritual kita setiap saat, setiap waktu.

Hari demi hari yang kita jalani harus dijadikan kesempatan untuk meningkatkan tiga kualitas yang ada di dalam diri kita tersebut.

Intelektual kita harus terus diasah dengan lmu pengetahuan, melalui be- ragam bacaan yang bergizi, informasi terkini seputar isu-isu aktul di sekitar kita. Emosional kita harus terus ditempa dengan sikap empati terhadap sesama, peduli dengan orang lain, peka terhadap lingkungan sekitar.

Spiritual kita harus terus di charge dengan aktivitas ibadah, mendekatkan diri kepada Tuhan me- lalui ritualitas ajaran agama, juga melalui perenungan (tadabbur) terhadap tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang terhampar luas di jagat raya ini. Memperbaiki diri setiap hari adalah sesuatu yang niscaya. Meski demikian, banyak di antara kita, bahkan mungkin diri kita sendiri sering tidak menyadari ba- nyak hal yang harus diperbaiki dalam. Kita lalai dan erlena untuk memperbaiki kualitas diri karena aktivitas hidup sehari-hari. Cara paling mudah untuk memperbaiki diri adalah dengan mengambil jeda dari rutinitas sehari-hari. Sisihkan waktu beberapa saat untuk introspeksi diri (muhasabah, melihat ke dalam diri tentang apa saja yang masih perlu dibenahi dan diperbaiki. Kita bicara dengan hati nurani kita. Biasanya, hati kita akan ber- kata jujur tentang kekurangan kita Cara lain untuk memperbaiki diri adalah dengan meminta pendapat orang-orang yang dekat dengan kita.

Apakah itu pasangan hidup kita, orang tua kita, atau mungkin anak anak kita. Kita meminta mereka untuk menunjukkan sikap, perilaku serta kebiasaan kita yang perlu dibaki Dengan cara seperti ni biasanya kita akan sadar dan membuka mata tentang kekurangan kita. Dengan demikin, kita akan bangn dari tidur panjang yang melenakan.

Kita akan bangki ntuk egera membenahi kekuranga diri kita. Schingga, wak tu demi waktu yang kita lalui hanya berisi perbaikan demi perbakn di. nilah yang disebut oleh Nabi saw melalui sabdanya di atas dengan keberuntungan Sebaliknya, ika hari dei hari kita lalui tanpa perubahan kualitas diri, tidak ada sedikit pu ningkatan k nelektual, emosional dan spiritual, maka kita termasuk orang orang yang merugi.

waku demi waktu berlalu tapa perbaikan diri. lerakhir, dan ini kondisi yang paling parah, Nabi saw. menyebutnya dengan orang yang celaka yaitu mereka ya leti hari demi hari dengan penurunan kualitas diri, Intelektualitas, emosional ser ta spritualitas mereka semakin Tidak ada gi semangaumenggali imu pengetahuan tdak peduli dengangkungan sekitar, dau dari ajaran againia Secara sada dengan pikiran yang en dan hati untuk berada pada yang bersih, k beharap kelompok pertama, angog yang beruntung. Tetapi kesadaran saja tentu tidak cukup, tanpa ada tindakan nyata.

So, mari perbaiki diri setiap hari, tingkatkan ku- alitas intelektual, emosional dan spiritual setiap saat, agar hidup lebih bermakna.

Menebar manfaat setiap hari

Susunan redaksi hadis Nabi saw. di atas sangat singkat. Tetapi, dari sisi makna, sungguh menyimpan pesan yang sangat luar biasa.

Jika kita renungkan secara mendalam makna yang terkandung di dalam hadis tersebut, tidaklah sesingkat dan sesederhana susunan redaksinya.

Ada nilai yang sangat tinggi, ajaran yang sangat agung nan mulia yang hendak disampaikan Rasulullah saw, melalui hadis tersebut. Ya, kehadiran kita di muka bumi ini, tidak lain untuk mengabdi kepada Sang Khalik-menjalin hu bungan yang harmonis dengan Nya: melalui ibadah ibadah mahdlah (ritual)-, dan berkhidmah kepada sesama, dengan menebar manfaat sebanyak-banyaknya melalui ibadah-ibadah sosial.

Pengabdian kepada Sang Khalik, berupa kesalehan ritual hanya bermanfaat untuk diri sendiri, sedangkan khidmah kepada sesama berupa kesalehan secara sosial akan menghadirkan manfaat yang jauh lebih luas, ti- dak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk umat manusia.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meng hadirkan manfaat kepada sesama, sesuai dengan ke- mampuan serta posisi kita masing-masing dalam ranah sosial. Jika kita adalah seseorang yang tengah mendapat amanat memegang kekuasaan, maka kita bisa ber- khidmah untuk menghadirkan manfaat kepada sesama melalui kekuasaan yang sedang kita pegang.

Buatlah kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada masyarakat secara luas, tidak mementingkan diri kelompok tertentu. Jika kita adalah seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah Swt., maka kita bisa menebar manfaat de ngan ilmu yang kita miliki, baik melalui pendidikan dan pengajaran secara langsung di ruang-ruang kelas perkuliahan, forum-forum ilmiah, majelis taklim mimbar-mimbar khutbah, maupun secara lang sung dengan menulis karya berupa buku-buku yang menggugah, memotivasi dan mencerahkan umat se hingga menjadi lebih baik. Jika kita adalah seseorang yang dianugerahi ke kayaan berupa materi yang melimpah oleh Allah Swt.

maka kita bisa menghadirkan manfaat kepada sesa dengan berbagi kebahagiaan, memberikan infak dar sedekah, menyantuni fakir miskin, menjadi orang tua asuh untuk anak-anak yatim, menjadi donatur teta lembaga-lembaga pendidikan, panti asuhan, yayasan- yayasan sosial, serta aktif dalam memberikan dana untuk kegiatan dakwah yang menggugah kesadaran manusia untuk terus berada di jalan kebaikan.

Singkatnya, ada seribu satu macam cara untuk menebar manfaat setiap saat, menghadirkan kebaikan untuk sesama, sesuai dengan kemampuan, keilmuan kekayaan, serta jabatan yang kita miliki. Bukankah Tuhan sangat senang jika hamba-Nya selalu berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain? Bukankah kita juga senang ketika ada orang yang se- lalu menebar manfaat serta berbuat baik untuk sesama?

So, tebarlah manfaat setiap saat, maka hidupmu akan selamat, dunia-akhirat.

Fawazgates.com

No comments