Social Items

fawazgates.com


Pay Per Click Search Engines


Before promoting one's website through a pay per click (ppc) program, it's vital to require under consideration a number of small print. taking note to the subsequent points won't solely increase one's conversion rate, however it'll additionally minimize the advertiser's probabilities of losing one's funds as a results of fallacious clicking.

Title and outline


When selecting the title and outline for one's publicity, one ought to take special care to incorporate factual, gripping info concerning one's service or product. for instance, if one is promoting an internet casino directory, then one could think about employing a factual title like "Online Casinos" as against the title "Gambling" that is just too broad and general. AN example of a factual and a focus grabbing description may well be "Receive $1000+ in free casino bonuses" as against a clear description like "Directory of web casinos". that title and outline would you be a lot of seemingly to click on?

Keywords


Choose relevant keywords that accurately describe the service or product that you just ar promoting. Given ample time and resources, one will virtually manufacture thousands of connected keywords for any subject. However, employing a large list of keywords isn't suggested as a result of in most cases solely alittle fraction of those keywords ar relevant whereas the overwhelming majority of the keywords aren't, and would simply serve to empty the advertiser's funds. for instance, whereas the subsequent keywords could accurately describe an internet casino directory; "online casino, on-line casinos, on-line casino directory", alternative keywords like "gambling, poker chips, Las Vegas" ar too general, too imprecise and in most cases unsuitable to the topic of interest.

Search Results Positions


The first set of positions in program results can typically attract the foremost quantity of traffic. though this can be advantageous for person's whose results seem within the initial set of search leads to google, yahoo, msn and alternative free search engines, it's going to not be the case for persons whose search results seem within the prime positions of ppc program results. Most ppc search engines have affiliate programs which supply webmasters incentives to push them, and therefore the a lot of folks AN affiliate webmaster will get to click on the paid listings, the extra money he/she earns. whereas several ppc search engines have ANti-fraud systems in situ to attenuate the danger of an publicizer losing his/her funds as a results of fallacious clicking, some ppc search engines might not. For this reason, it's not perpetually well to bid for the highest three search result positions of a ppc program unless the ppc program contains a terribly effective anti-fraud system to safeguard the publicizer from fallacious activity.

Investigating the PPC program


Before gap AN account with any ppc program, it's well to browse as several reviews concerning the program as doable. above all, examine the experiences of persons United Nations agency have used it before. will it have sensible client service? What anti-fraud measures will it utilize? what's it's  rank? United Nations agency else is advertising on it? ar there any super affiliates advertising on it? however do the bid amounts of the ppc program compare to the bid amounts of alternative ppc search engnes? These can typically offer you an inspiration of whether or not to use it or not.

Tracking Sales


Depending on the merchandise or service being promoted, there ar many ways that to trace the results of AN movement. If you're the owner of a specific website that has it's own affiliate program, then you will would like to contemplate fixing a novel affiliate account for each ppc program that you just arrange to use. for instance, you will got wind of AN affiliate account for ppc program xyz and decision the affiliate account xyz. Then you'll track the effectiveness of program xyz by watching the profit of affiliate account xyz. Some affiliate programs enable advertisers to line up distinctive advertising campaigns with distinctive linking codes, landing pages, etc. These are ideal for following the profit of ppc search engines.

Monitoring Traffic


One suggests that of following the traffic received from ppc programs would be to assign a novel entry purpose for every ppc search engine and to observe the statistics of that entry purpose. Another suggests that of following the traffic received from ppc programs would be to feature the tag ?Name-of-PPC-search-Engine at the tip of the computer address being promoted on the ppc search engine. this may serve to tell the publicizer on that ppc program sent a specific visitant. the most effective thanks to monitor the traffic received from a PPC program is to feature AN indepth applied mathematics huntsman to an internet site so as to observe specifically wherever the traffic is returning from. it's vital to stay a detailed eye on wherever your traffic is returning from as a result of if there's any fallacious activity happening, you'd need to prevent it before your advertising funds expire. for instance, if a ppc program affiliate has announce a link back to your service/product with deceptive words so as to encourage his guests to click on your listing, then you'd need to understand concerning it before your advertising funds ar exhausted because of fallacious clicking.

Monitor Bids


It is vital to observe the bids for the keywords chosen on a daily basis. Bid amounts perpetually amendment as advertising accounts drop out and new advertising accounts open, etc. for instance, if you're paying $0.26 per click to be within the third position of the search results for a specific keyword, however position range four is barely bidding $0.05 per click, then you're wasting $0.20 per click as a result of you'd solely got to bid $0.06 per click to be within the third position of the search results.

fawazgates.com

Pay Per Click Search Engines

fawazgates.com

Menikmati setiap proses

Setelah sebelumnya kita memahami bahwa tidak ada yang instan di dunia ini, maka langkah selanjutnya yang harus kita lakukan adalah menikmati setiap pro- ses yang tengah kita jalani

Ya, hanya dengan menikmati setiap proses itulah, maka hidup akan terasa nikmat dan indah. Karena, kita sadar sepenuhnya bahwa tugas kita adalah ber usaha sepenuh daya, berikhtiar secara maksimal. Ada- pun hasil dari usaha dan ikhtiar kita itu diserahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Memberi keputusan, yaitu Allah Swt. Karena Dialah Yang Maha Menge- tahui yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Jadi, apa pun hasil akhir dari usaha kita itu, adalah yang terba- ik menurut-Nya. Meski mungkin tidak sesuai degan harapan kita. Yakinlah, ada hal lain yang sudałh disiapkan oleh-Nya untuk kita.

Banyak aktivitas hidup sehari-hari yang kita laku kan tanpa menikmatinya. Sejak kita bangun tidur di pagi hari hingga kita kembali tidur di malam hari, banyak hal yang kita lewati begitu saja tanpa pernah kita berusaha untuk menikmatinya.

Padahal, jika setiap momen dalam hidup ini kita nikmati sepenuh hati, segenap rasa, maka hidup ini akan terasa begitu nikmat dan indah. Saat kita makan, misalnya. Sesekali cobalah menikmati setiap kunyahan kita. Kita rasakan bahwa betapa nikmatnya rezeki yang diberikan Allah kepada kita berupa makanan yang kita santap dengan lahap itu. Saat kita minum, coba- lah kita menikmati setiap tetes air yang mengalir membasahi kerongkongan, sehingga menghilangkan rasa dahaga kita

Ketika kita berada di tempat kerja; di kantor, di sekolah, di kampus, di pasar, di sawah, di tanah la dang, dan di mana saja tempat kerja kita berada, nikmatilah momen itu. Syukuri bahwa saat ini kita sudah mendapat pekerjaan. Di luar sana banyak orang yang berharap mendapat pekerjaan, tetapi hingga saat i masih menganggur. Dengan menikmati pekerjaan g kita miliki, maka kita akan bekerja sepenuh hati.

Saat kita tengah menjalani sebuah usaha, nik matilah setiap proses yang kita alami dan rasakan dalam menjalani usaha tersebut. Kerasnya persaingan di dunia usaha yang kita jalani, susahnya menjaga kepercayaan, sulitnya meyakinkan orang lain tentang produk atau jasa yang kita tawarkan, dan beragam lika liku serta pernak-pernik dunia usaha menjadi se buah pelajaran serta pengalaman berharga yang patut kita nikmati.

Ketika kita menjalani kehidupan berumah tangga dengan pasangan, nikmatilah setiap prosesnya. Mem bangun rumah tangga dari nol, menghadapi beragam ujian dan cobaan hidup, menjalani suka-duka, susah- senang, derita-bahagia bersama, diselingi riak-riak ke- cil pertengkaran karena salah paham dan komunikasi yang kurang baik, misalnya, kesemua itu adalah per- nak-pernik dan romantika hidup berumah tangga yang menghadirkan banyak pelajaran, yang harus kita nikmati

Singkatnya, apa pun yang kita alami dan rasakan dalam hidup ini, syukurilah, nikmatilah setiap proses- nya. Hanya dengan cara seperti inilah kita bisa ben benar meras yang kita jalani ar akan betapa nikmat dan indahnya hidup.

Yang benci kita, yang memperhatikan kita

"Ridla al-naas ghayatun la tudrak". Demikan sebuah ungkapan bijak menyatakan. Mengharap semua orang ridha dan senang kepada kita itu suatu hal yang mus tahil, sesuatu yang tak mungkin terwujud. Ya, akan selalu ada like and dislike, pro dan kontra, puji dan caci, puja dan cerca.

Jangankan kita, seorang manusia yang dhaif, me- miliki berjuta kelemahan, hatta Rasulullah saw. saja, sosok agung nan mulia, yang dipilih Allah untuk menjadi salah satu utusan dan juga kekasih-Nya, de- ngan beragam keistimewaan dhahiran wa bathinan yang dimilikinya, hingga saat ini, setelah wafat ber- abad lamanya, masih banyak juga yang membencinya.

Inilah hidup. Ada cinta ada benci, ada puja caci. Tak perlu bangga apalagi jumawa ketika kita di. sanjung dan dipuja. Pun tak usah risau apalagi galau jika kita dihina dan dicaci. Yang terpenting adalah kita tetap berada di jalan yang benar, melakukan se suatu yang baik dan benar, berharap hanya kepada Yang Maha Rahman. Abaikan komentar-komentar si nis dan negatif tentang kita. Tak perlu buang-buang energi menanggapi komentar miring orang-orang yang tidak senangan kepada kita

Harusnya kita berterima kasih kepada para pem benci (haters), karena mereka bisa kita jadikan mitra untuk melihat kekurangan kita, kemudian kita benahi dan perbaiki. Kita juga harus berterima kasih kepada mereka, karena di saat orang lain sibuk dengan urus annya masing-masing, mereka, para pembenci kita justru sibuk memikirkan kita. Mereka tak ubahnya bak malaikat pencatatan keburukan kita. Mereka memperhatikan setiap ucapan, tindakan serta perilaku kita

Sungguh, kita beruntung jika memiliki pembenci karena ada orang yang begitu perhatiannya kepada kita. Para pembenci itu rela meluangkan waktu dan pikirannya untuk memikirkan kita. Padahal, kita talk pernah memikirkan mereka. Mereka begitu baiknya mencurahkan energi hidupnya untuk memperhatikan kehidupan kita. Sehingga seringkali mereka lupa memperhatikan diri mereka sendiri. Sungguh luar bia- sa mereka itu.

So, sepatutnya kita sadari bahwa yang membenci kita adalah yang memperhatikan kita. Kita doakan semoga mereka selalu diberi rahmat dan kasih sayang oleh Allah Swt. Dan kita doakan semoga mereka juga tergugah hatinya untuk memperhatikan diri mereka yang sudah lama mereka lupakan.

fawazgates.com

Menikmati setiap proses

fawazgates.com

Belajar sepanjang hayat

"Carilah ilmu dari buaian hingga ke liang lahať. Demikan sabda Sang Nabi saw. Pesan singkat namun sarat makna tersebut hendaknya menjadi prinsip hi- dup yang terus kita pegang erat.

mencari ilmu atau dalam bahasa yang lebih umum disebut dengan belajar, adalah sebuah proses untuk menggali serta mendapatkan pengetahuan. Dengan belajar, kita akan mendapatkan informasi ten- tang sesuatu atau bahkan banyak hal yang selama ini belum kita ketahui. Dengan belajar wawasan kita ber- tambah, pikiran kita terbuka, serta nalar kita ber- kembang.

Belajar dalam pengertiannya yang luas, tidak di- batasi oleh sekat-sekat formal, seperti jenjang pendi- dikan yang lazim kita jumpai saat ini, yaitu dari ting- kat Pendidikan Anak Usia Dini, hingga PerguruanTinggi. Pun tidak dibatasi olch sa Belajar ada proses yang terus berlanjut sejak kita hadir di du ini ngga kelak saatnya meninggalkan dunia ini. ajar yang sesungguhnya adalah sepanjang masa, sepanjang hayat.

Pertanyaannya kemudian, mengapa setiap manusia diperintahkan untuk belaja Jawaban atas pertanyaan ini sudah disampaikan oleh Al-Qur'an dalam sejumlah ayatnya. Di antara yang sering dikutip oleh para ulama adalah ayat tentang akan diangkatnya derajat orang yang berilmu-setelah sebelumnya beriman-beberapa derajat, seperti termaktub dalam al-Mujadilah: 11).

Jawaban lain atas pertanyaan di atas disampaikan oleh para ulama yang menyatakan bahwa setiap ma nusia harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Karena hanya dengan ilmu pengetahuan yang mema dai, seseorang dapat memahami hakikat dirinya. Lebih jauh, dengan ilmu pengetahuan yang terus menerus bertambah dan berkembang, seseorang dapat menge nal dan mendekatkan diri kepada Tuhannya. Tanpa ilmu pengetahuan, seseorang akan kesulitan mema- hami hakikat dirinya, lebih-lebih memahami hakikat Tuhannya.

Pesan Sang Nabi saw. di didasarkan pada wahyu yang pertama kali turun dan diterima beliau yaitu perintah untuk membaca. Iqra! Bacalah! Perintah ini, meski singkat, tetapi mengandung sebuah pesan yang sangat dalam.

Para ulama menafsirkan makna dari perintah embaca ini, dengan dua kategori ayat yang harus dibaca dan dikaji oleh umat manusia. Pertama, ayat ayat qauliyah/kitabiyah berupa firman Tuhan yang ter maktub dalam teks Al-Quran, dan ayat-ayat kauniyah, yaitu seluruh fenomena alam yang terhampar di jagat raya ini.

Komaruddin Hidaya dalam bukunya Agama Punya Seribu Nyawa menambahkan, selain ayat ayat kitabiyah dan kauniyah, juga penting bagi kita mem- baca ayat-ayat nafsiyah, yaitu wahyu yang tertulis di dalam diri manusia, dan juga ayat-ayat itimaiyah- tarikhiyah, yaitu wahyu yang bekerja melalui hukum sejarah.

Dari beberapa keterangan di atas, dapat dipahami bahwa proses belajar, yang salah satunya dimulai de- ngan aktivitas membaca adalah sebuah langkah untuk meneliti, menelaah, serta mendalami ilmu pengetahu an yang tersebar di muka bumi.

Belajar sepanjang hayat akan menuntun kita pada kedewasaan berpikir, bersikap, dan bertindak. Aktivitas belajar ini akan bernilai tinggi dan membawa manfaat serta keberkahan jika dilandasi oleh nilai-nilai spiritual dengan menyertakan Tuhan dalam setiap kesempatan, setiap saat dan waktu. Sebab jika tidak, maka proses belajar sepanjang hayat in hanya akan melahirkan orang-orang yang berpengeta nggi berwawasan luas, tetapi minus nilai-nilai spiritual. Walhasil, akan lahir manusia-manusia arogan, yang merasa apa yang mereka pahami hanya bersumber pada logika dan rasionalitas semata.

So, belajarlah sepanjang hayat dengan selalu me- nyertakan Tuhan bersama kita..

Tidak ada yang instan

Salah satu penyakit masyarakat modern saat ini adalah hasrat untuk mendapatkan segala sesuatu secara cepat, sesegera mungkin, instan. Ya, inilah yang kemudian menjadikan masyarakat modern lebih memilih cara cara praktis-pragmatis, yang seringkali tidak memedu likan bahkan mengabaikan proses serta prosedur yang berlaku.

Walhasil, imbas dari sikap ini adalah hilangnya sikap sabar melalui tahap demi tahap, serta proses demi proses yang memang harus dijalani untuk sebuah tujuan tertentu. Efek yang paling fatal dari gaya hidup (life style) serba instan ini adalah hilangnya penghar- gaan atas sebuah proses.

Masyarakat modern tidak lagi peduli betapa pen- tingnya 'kristalisasi keringat, betapa berharganya arti sebuah jerih payah, betapa bernilainya makna perju angan yang dihiasi dengan indahnya pengorbanan. Yang mereka tahu adalah bahwa hasil akhir atau tuju- an mereka tercapai, hasrat mereka terpenuhi, keingin an mereka trwujud. Apa pun cara dan bagaimana pun memperolehnya tidaklah penting. Inilah penyakit yang diidap oleh sebagian besar masyarakat modern dewasa ini.

Padahal, jika kita kaji lebih jauh, segala sesuatu yang diperoleh dengan cara-cara instan itu akan tidak akan bertahan lama sangat mudah hilang, dan cepat berakhir. Kalau pun kemudian bisa bertahan agak lama, maka yang hilang darinya adalah nikmat serta keberkahannya.

Untuk memahami betapa pentingnya sebuah pro ses, sesekali lihatlah diri kita masing-masing. Bagai mana proses hadirnya kita di dunia ini. Bermula dari pertemuan sel sperma dan sel telur kedua orang tua kita, yang disebut dengan proses reproduksi. Kemu- dian setelah menjadi jann, kita berada di rahim ibu hingga sembilan bulan. Selanjutnya ibu kita menjalani proses persalinan.

Setelah lahir ke dunia, kita melalui masa demi masa. Dari masa bayi, balita, anak-anak, remaja, de- wasa hingga tua. Kemudian pada saatnya nanti kita akan kembali menghadap ke haribaan Sang Khalik yang menciptakan kita, yaitu Allah Swt.

Inilah proses alamiah yang dialami dan dirasakan setiap manusia. Memang. di tengah proses itu, kadang ada yang tidak sampai hadir ke dunia, karena meninggal di dalam kandungan sang ibu. Ada juga yang ahir ke dunia, tetapi meninggal di usia bayi. Atau kembali menghadap Sang Pencipta di usia, anak-analk, remaja atau dewasa, tidak sampai usia tua. Tetapi yang jelas, dari perjalanan hidup manusia itu kita bisa belajar arti sebuah proses.

Sesekali coba kita lihat pula proses metamorfosis dari kepompong hingga menjadi kupu-kupu. Ada masa yang harus dilalui sang kepompong untuk menjadi kupu-kupu. Jika di masa yang belum saatnya menjadi kupu-kupu, baru menjadi ulat kemudian dipaksa ke luar dari tempatnya, tentu sang kepompong tidak akan pernah menjadi kupu-kupu.

Nah, dari dua contoh tersebut, kita bisa belajar tentang hukum atau ketentuan Allah yang sering di sebut dengan sunnatullah itu. Yaitu tidak ada yang instan di dunia ini. Bahkan, untuk menikmati se bungkus mie instan pun tidak bisa instan. Kita harus memasaknya dulu hingga matang, lengkap dengan bumbu-bumbunya. Kecuali kalau kita mau langsung mengonsumsinya secara mentah-mentah, he. he

So, sekali lagi, tidak ada yang instan di dunia ini.

fawazgates.com

Belajar sepanjang hayat

fawazgates.com

Berkarya tanpa jeda 

Tak bosan-bosannya saya mengutip sabda Nabi saw. yang sangat inspiratif dan visioner ini. Karena kandungan maknanya yang demikian dalam, jika kita mau merenungkannya.

Ya, manusia terbaik adalah yang kehadirannya memberi manfaat bagi orang lain di sekitarnya. Ma- nusia terbaik adalah yang keberadaannya menjadi so lusi, memberi rasa nyaman, menghadirkan kedamaian, menciptakan kesejukan.

Contoh paling nyata adalah Rasulullah saw. Ke hadiran beliau di setiap tempat dan kesempatan selalıu memberikan kesejukan, melahirkan kedamaian, men ciptakan kenyamanan. Tidak pernah sekali pun terba- ca dalam sejarah hidup beliau (Sirah Nabawiyah) bahwa keberadaan Rasulullah saw. membuat kekacauan, men- ciptakan keonaran, menghadirkan ketidaknyamanan.

Beliau adalah prototipe ideal manusia sempurna (insan kami Ucapan, tindakan serta sikap beliau adalah cerminan ajaran Al-Quran yang meru terjemah atas ungkapan "rahmatan li al-'alamiin" (rah mat untuk semesta). Sehingga tepat jika beliau disebut sebagai Ihe Living Qur'an" atau Al-Qur'an Hidup.

Pesan Rasulullah saw. di atas adalah bahwa hern daknya setiap orang selalu berusaha untuk menghadir kan manfaat bagi orang lain. Karena dengan cara inilah ia akan memperoleh posisi yang mulia di mata manusia, dan tempat yang tinggi di sisi Allah SWT.

Di antara cara untuk menghadirkan manfaat, menjadi solusi, serta memberi kebaikan kepada orang lain adalah dengan berkarya untuk kemanusiaan. pun profesi serta pekerjaan kita, sedapat mungkin untuk menghadirkan karya yang bermanfaat bagi orang lain.

Jika kita seorang ustadz guru atau dosen yang punya tanggung jawab untuk mendidik para santri, murid, serta mahasiswa, maka tunaikanlah tugas mulia tersebut dengan penuh dedikasi, berlandaskan niat yang tulus, berorientasi ibadah, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme.

Berikanlah kepada anak didik kita kemampuan terbaik yang kita miliki. Ciptakan karya serta inovasi dalam mengajar dan mendidik mereka, agar mereka pun kelak menjadi manusia-manusia terbaik.

Jika kita seorang pedagang, berikanlah pelayanan terbaik untuk para pembeli dan pelanggan kita. Hiasi ara berdagang kita dengan kejujuran, keramahan, serta meningkatkan kualitas produk barang dagangan kita, sehingga pembeli dan pelanggan kita merasa aman erus dan nyaman.

Jika kita seorang pejabat yang tengah berkuasa, maka berkhidmatlah, layanilah rakyat sepenuh hati segenap rasa. Bukankah Rasulullah saw. pernah meng ingatkan, "Sayyid al-qaumi khaadimuhum? Pemimpin suatu kaum adalah pelayannya. Buatlah aturan serta kebijkan yang berpihak kepada rakyat, bukan hanya menguntungkan kelompok serta golongan tertentu saja.

Jika kita seorang penulis, lahirkanlah karya-karya yang bermanfaat, menggugah dan menginspirasi ma- syarakat pembaca. Jangan pernah meracuni pembaca dengan karya-karya yang merusak moral, menghan curkan masa depan anak bangsa.

Teruslah berkarya tanpa jeda, untuk menghadir kan manfaat sepanjang masa.

Singkatnya, apa pun pekerjaan dan profesi yang saat ini kita miliki jalani, jadikan sebagai ladang amal untuk beribadah kepada Allah, berbuat baik ke- pada sesama, menebar manfaat sebanyak-banyaknya.

Berbagi tiada henti

Salah satu aktivitas yang dapat menghadirkan kebaha- giaan dalam diri adalah berbagi. Ya, berbagi dala arti yang seluas-luasnya. Dari yang paling sederhana dan ringan seperti berbagi senyuman kepada setiap orang yang kita jumpai, hingga yang paling sulit dan berat, yaitu berbagi harta dan materi kepada mereka yang membutuhkan.

Padahal, kalau kita sadari, di dunia ini tidak ada yang tak berbalas. Ada hukum kausalitas atau sebab akibat, ada hukum yang disebut dengan law of attrac tion, yaitu hukum tarik menarik, juga ada hukum kekekalan energi.

Dalam hukum kausalitas, setiap yang kita lakukan (aksi) akan menghasilkan suatu akibat (reaksi). Reaksi itu akan muncul karena adanya aktivitas atau aksi yang sebelumnya kita lakukan. Dalam kasus seder- hana, seperti berbagi atau memberi senyuman kepada orang lain, misalnya, maka akibat atau reaksi yang uncul adalah balasan senyuman dari orang a ajak senyum. Meski, dalam kasus tertentu, da orang yang tidak membalas senyuman kita, karena h bermasalah' dengan kita. hc.he.. Tetapi, lazim- nya, dalam kondisi normal dan tak bermasalah, se nyuman yang kita berikan akan berbalas senyuman pula.

Dalam hukum law of attraction atau hukum tarik menarik disebutkan bahwa kita dapat mewujudkan apa pun keinginan atau impian kita, jika kita berpikir positif dan yakin bahwa kita mampu mewujudkannya. Jika kita ingin mewujudkan rasa bahagia dalam diri, kita pun bisa menghadirkannya secara nyata, melalui cara kita berpikir, bersikap dan bertindak. Salah satu nya adalah dengan berbagi kebahagiaan. Rasa bahagia yang kita hadirkan untuk orang lain, akan menarik perasaan bahagia ke dalam diri kita.

Dalam hukum kekekalan energi dinyatakan bahwa energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnah kan. Energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ener- gi ke bentuk yang lainnya. Makna tersirat dari hukum ini adalah ketika energi positif kita berikan, bagikan, salurkan kepada orang lain atau alam sekitar, maka energi itu hakikatnya tidak pernah hilang, akan tetap tetapi mengambil bentuk yang lain. Misalnya, kita memberikan sedekah berupa uang atau materi kepada orang lain, maka energi yang kita keluarkn tu tidak akan pernah hilang. tetapi berubah menjadi bentuk energi yang lain, seperti rasa bahagia dan tenang salnya. Demikian juga halnya, ketika kita menebar energi negatif ke orang lain atau alam sekitar kita, maka energi itu tidak akan hilang, tetapi berubah bentuk menjadi energi lain, seperti perasan tidak tenang, was-was dan khawatir. Demikian seterusnya.

Setelah kita memahami beberapa hukum alam yang akan selalu hadir melingkupi kehidupan kita, kita pun bisa memilih untuk menghadirkan kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Dan salah satu cara efektif untuk mengundang energi kebaikan dan keba hagiaan dalam hidup ini adalah dengan berbagi tiada henti. Tentu berbagi hal-hal positif yang akan mem buat hidup kita lebih baik dan bahagia.

Berbagi tiada henti atas sikap ramah yang kita milki. Berbagi tiada henti atas ilmu yang Berbagi tiada henti atas harta dan materi yang kita miliki. Kesemua itu akan menghadirkan kebaikan, ke berkahan dan kebahagiaan hidup, tidak hanya di dunia ini, tetapi hingga ke akhirat nanti kita punyai.

fawazgates.com

Berkarya tanpa jeda

Fawazgates.com

Perbaiki diri setiap hari

Sabda Nabi Muhammad saw. di atas merupakan warning bagi kita untuk selalu memperbaiki diri setiap saat, setiap waktu. Ya, hari-hari yang kita lalui harus diisi aktivitas positif (amal saleh) yang terus mening- kat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Keberuntungan hanya akan menghampiri orang- orang yang selalu memperbaiki kualitas dirinya. Kualitas diri dalam pengertian yang seluas-luasnya. Dalam diri kita terdapat kualitas intelektual, emosional dan spiritual.

Maka, jika kita mengharap keberuntungan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, tidak bisa tidak, kita harus selalu meningkatkan kualitas intelektual emosional dan spiritual kita setiap saat, setiap waktu.

Hari demi hari yang kita jalani harus dijadikan kesempatan untuk meningkatkan tiga kualitas yang ada di dalam diri kita tersebut.

Intelektual kita harus terus diasah dengan lmu pengetahuan, melalui be- ragam bacaan yang bergizi, informasi terkini seputar isu-isu aktul di sekitar kita. Emosional kita harus terus ditempa dengan sikap empati terhadap sesama, peduli dengan orang lain, peka terhadap lingkungan sekitar.

Spiritual kita harus terus di charge dengan aktivitas ibadah, mendekatkan diri kepada Tuhan me- lalui ritualitas ajaran agama, juga melalui perenungan (tadabbur) terhadap tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang terhampar luas di jagat raya ini. Memperbaiki diri setiap hari adalah sesuatu yang niscaya. Meski demikian, banyak di antara kita, bahkan mungkin diri kita sendiri sering tidak menyadari ba- nyak hal yang harus diperbaiki dalam. Kita lalai dan erlena untuk memperbaiki kualitas diri karena aktivitas hidup sehari-hari. Cara paling mudah untuk memperbaiki diri adalah dengan mengambil jeda dari rutinitas sehari-hari. Sisihkan waktu beberapa saat untuk introspeksi diri (muhasabah, melihat ke dalam diri tentang apa saja yang masih perlu dibenahi dan diperbaiki. Kita bicara dengan hati nurani kita. Biasanya, hati kita akan ber- kata jujur tentang kekurangan kita Cara lain untuk memperbaiki diri adalah dengan meminta pendapat orang-orang yang dekat dengan kita.

Apakah itu pasangan hidup kita, orang tua kita, atau mungkin anak anak kita. Kita meminta mereka untuk menunjukkan sikap, perilaku serta kebiasaan kita yang perlu dibaki Dengan cara seperti ni biasanya kita akan sadar dan membuka mata tentang kekurangan kita. Dengan demikin, kita akan bangn dari tidur panjang yang melenakan.

Kita akan bangki ntuk egera membenahi kekuranga diri kita. Schingga, wak tu demi waktu yang kita lalui hanya berisi perbaikan demi perbakn di. nilah yang disebut oleh Nabi saw melalui sabdanya di atas dengan keberuntungan Sebaliknya, ika hari dei hari kita lalui tanpa perubahan kualitas diri, tidak ada sedikit pu ningkatan k nelektual, emosional dan spiritual, maka kita termasuk orang orang yang merugi.

waku demi waktu berlalu tapa perbaikan diri. lerakhir, dan ini kondisi yang paling parah, Nabi saw. menyebutnya dengan orang yang celaka yaitu mereka ya leti hari demi hari dengan penurunan kualitas diri, Intelektualitas, emosional ser ta spritualitas mereka semakin Tidak ada gi semangaumenggali imu pengetahuan tdak peduli dengangkungan sekitar, dau dari ajaran againia Secara sada dengan pikiran yang en dan hati untuk berada pada yang bersih, k beharap kelompok pertama, angog yang beruntung. Tetapi kesadaran saja tentu tidak cukup, tanpa ada tindakan nyata.

So, mari perbaiki diri setiap hari, tingkatkan ku- alitas intelektual, emosional dan spiritual setiap saat, agar hidup lebih bermakna.

Menebar manfaat setiap hari

Susunan redaksi hadis Nabi saw. di atas sangat singkat. Tetapi, dari sisi makna, sungguh menyimpan pesan yang sangat luar biasa.

Jika kita renungkan secara mendalam makna yang terkandung di dalam hadis tersebut, tidaklah sesingkat dan sesederhana susunan redaksinya.

Ada nilai yang sangat tinggi, ajaran yang sangat agung nan mulia yang hendak disampaikan Rasulullah saw, melalui hadis tersebut. Ya, kehadiran kita di muka bumi ini, tidak lain untuk mengabdi kepada Sang Khalik-menjalin hu bungan yang harmonis dengan Nya: melalui ibadah ibadah mahdlah (ritual)-, dan berkhidmah kepada sesama, dengan menebar manfaat sebanyak-banyaknya melalui ibadah-ibadah sosial.

Pengabdian kepada Sang Khalik, berupa kesalehan ritual hanya bermanfaat untuk diri sendiri, sedangkan khidmah kepada sesama berupa kesalehan secara sosial akan menghadirkan manfaat yang jauh lebih luas, ti- dak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk umat manusia.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meng hadirkan manfaat kepada sesama, sesuai dengan ke- mampuan serta posisi kita masing-masing dalam ranah sosial. Jika kita adalah seseorang yang tengah mendapat amanat memegang kekuasaan, maka kita bisa ber- khidmah untuk menghadirkan manfaat kepada sesama melalui kekuasaan yang sedang kita pegang.

Buatlah kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada masyarakat secara luas, tidak mementingkan diri kelompok tertentu. Jika kita adalah seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah Swt., maka kita bisa menebar manfaat de ngan ilmu yang kita miliki, baik melalui pendidikan dan pengajaran secara langsung di ruang-ruang kelas perkuliahan, forum-forum ilmiah, majelis taklim mimbar-mimbar khutbah, maupun secara lang sung dengan menulis karya berupa buku-buku yang menggugah, memotivasi dan mencerahkan umat se hingga menjadi lebih baik. Jika kita adalah seseorang yang dianugerahi ke kayaan berupa materi yang melimpah oleh Allah Swt.

maka kita bisa menghadirkan manfaat kepada sesa dengan berbagi kebahagiaan, memberikan infak dar sedekah, menyantuni fakir miskin, menjadi orang tua asuh untuk anak-anak yatim, menjadi donatur teta lembaga-lembaga pendidikan, panti asuhan, yayasan- yayasan sosial, serta aktif dalam memberikan dana untuk kegiatan dakwah yang menggugah kesadaran manusia untuk terus berada di jalan kebaikan.

Singkatnya, ada seribu satu macam cara untuk menebar manfaat setiap saat, menghadirkan kebaikan untuk sesama, sesuai dengan kemampuan, keilmuan kekayaan, serta jabatan yang kita miliki. Bukankah Tuhan sangat senang jika hamba-Nya selalu berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain? Bukankah kita juga senang ketika ada orang yang se- lalu menebar manfaat serta berbuat baik untuk sesama?

So, tebarlah manfaat setiap saat, maka hidupmu akan selamat, dunia-akhirat.

Fawazgates.com

Perbaiki diri setiap hari

fawazgates.com

Nikmat yang terbaikan

Melalui hadis Nabi Muhammad saw. mengi- ngatkan betapa seringnya kita melupakan dua anuge- rah besar yang Allah berikan kepada kita, yakni nik- mat sehat dan nikmat waktu luang.

Sehat terasa begitu nikmat, justru ketika kita te ngah terbaring sakit. Waktu luang terasa begitu ber- harga, justru ketika kita dalam kondisi sempit. Inilah kenyataan yang sering kita alami.
Ketika tubuh kita sehat, raga kita bugar, seluruh aktivitas berjalan lancar, kita terlena dan terbuai se- hingga abai menjaga kesehatan. Ketika waktu luang terbentang, kesempatan silih berganti datang, kita ber santai ria dan bermalas-malasan hingga lupa diri dan lupa daratan.

Tibalah waktunya, tubuh kita meminta rehat, raga kita butuh istirahat, sementara aktivitas semakin padat.

Kita pun tercekat. Namun apa daya, semua suda lambat. Kita pun tersadar, selama ni kita lupa lalai menjaga kesehatan.

Tibalah saatnya, waktu terasa sempit, sementara beragam persoalan datang mengimpit. Kita pun terba ngun dari tidur panjang. Selama ini, waktu luang yang terbentang, kesempatan yang selalu datang, kita biar kan begitu saja hilang. Kita pun tersadar, selama ini kita abai, terlena dan terbuai. Hanya sesal yang kita dapat, karena waktu tak akan pernah bisa kembali.

Sobat, hidup ini singkat. Sehat dan sempat adalah nikmat yang harus kita jaga agar dapat memberi manfaat. Jangan biarkan kesehtan berlalu tanpa mak berganti sakit yang datang mendera. Jangan biar- kan kesempatan hilang tanpa arti, berganti kesempitan yang datang silih berganti.

Mumpung raga masih sehat, ibadahlah yang taat, jauhi maksiat, cari ilmu sampai dapat, susunlah mimpi mimpi yang hebat, wujudkan dengan penuh semangat, sebagai bekal hidup di dunia dan akhirat.

Mumpung masih ada kesempatan, dekatkan diri kepada Tuhan, hindari kejahatan, penuhi diri dengan kebaikan, perluas pergaulan, berkarya untuk kema nusiaan, sebagai beka meraih kebahagiaan di hari ini dan hari kemudian.

Sobat, Tuhan tidak akan pernah mengubah yang sehat menjadi sakit, yang lang menjadi sempit. Kita sendirilah yang mengubah semua itu. Kesehatan yang kita jaga, akan tetap berada di tempatnya. Waktu luang dapat kita manfaatkan, akan menjadi peluang yang sangat menjanjikan.

Sungguh sangat disayangkan, jika kesehatan yang Tuhan berikan justru kita abaikan. Hingga akhirnya, sakit itu pun datang. Sungguh sangat rugi jika waktu luang yang Tuhan hadirkan justru kita lalaikan. Hingga akhirnya, sempi itu pun menghadang.

Betapa banyak orang yang berkelimpahan harta, tetapi tidak dapat menikmati indahnya dunia, tidalk dapat merasakan nikmatnya makanan dan minuman yang menggugah selera, disebabkan kesehatannya yang tak mengizinkannya.

Tidak sedikit pula orang yang ketika menginjak masa tua, alih-alih menikmati sisa hidupnya dengan penuh ketenangan, tetapi justru masih disibukkan dengan masalah keuangan (ekonomi) keluarga, karena ketika muda ia bermalas-malasan tidak mau bekerja.

Ada yang lebih parah lagi Mereka adalah orang orang yang baru tersadar bahwa hidup ini singkat, justru ketika ajal sudah mendekat, sementara bekal hidup di akhirat belum sempat didapat.

Sobat, mari kita mengingat kembali pesan Nabi Muhammad saw. di atas, agar kesehatan yang kita miliki tidak hilang dari diri. Mari kita camkan peri ngatan Rasulullah saw. di awal tulisan ini, agar waktu luang yang kita punyai tidak berlalu tanpa arti.

Kesehatan dan kesempatan adalah nikmat tak terhingga. Jangan abaikan. Jangan lupakan... Jangan lalaikan.

Waktu yang telah berlalu

Hasan al-Bashri dalam sebuah kesempatan pernah berkata, "Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, apabila berlalu satu hari maka berlalu pula bagian darimu.'"
Tepat sekali pernyataan Hasan al-Bashri tersebut. Kita ini bagian dari hari. Hidup kita ini selalu diliputi oleh waktu, dan tak pernah lepas darinya. Dalam menjalani kehidupan ini, sejak kita bangun tidur hingga tidur lagi, selalu disertai oleh detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Tidak pernah kita dapat melepaskan diri dari waktu.

Meski kita diam seharian, waktu tetap bergerak dan berjalan. Waktu tidak pernah kompromi. Apakah kita tengah diliputi rasa suka cita ataukah duka cita, waktu terus berlalu. Apakah kita memenuhi hari-hari dengan dosa dan maksiat ataukah dengan amal shalih, waktu tetap berjalan. Ketika sang waktu telah beranjak dari kehidupan kita, maka sampai kapan pun ia talk akan pernah kembali lagi. Lan tarjia al ayyam al-lati madhat, sungguh tidak akan pernah kembali lagi hari hari yang telah berlalu. Demikian sebuah syair dalam bahasa Arab menyebutkan.

Persoalannya adalah apakah waktu-waktu yang telah berlalu kita isi dengan aktivitas positif, amal sa leh, serta goresan tinta emas, ataukah justru kita pe- nuhi dengan lembaran-lembaran kelam serta catatan hitam dosa-dosa kita?

Kita tentu sering mendengar ungkapan: "Penyesalan selalu datang terlambat." Jika kita mengisi masa lalu kita dengan hal-hal yang sia-sia, apalagi berdampak buruk bagi diri kita, lebih-lebih terhadap orang lain tentu kita akan menyesal. Dan tentu, penyesalan itu baru datang setelah kita menyadari kesalahan kita tersebut

Sebaliknya. jika masa lalu kita, hari-hari yang te lah kita lewati kita dengan hal-hal positif, dengan catatan prestasi, dan juga serangkaian kesuksesan, tentu kita akan mengenangnya dengan penuh suka cita.

Untuk menghindari penyesalan yang selalu datang terlambat, maka alangkah bijaknya jika kita selalu
berpikir dulu sebelum bertindak, karena sesal kemu- dian tiada guna. Adapun jika kita sudah terlanjur melakukan tindakan di masa lalu membuat kita menyesal saat ini, maka tidak ada cara lain yang dapat lakukan selain bertobat, yaitu memohon ampun kepada Allah Swt., mengakui dosa-dosa kita di masa lalu, disertai niat untuk memperbaiki diri, dengan terlebih dahulu membuat komitmen dengan diri sendiri untuk tidak mengulanginya di kemudian hari.

fawazgates.com

Waktu yang telah berlalu

Fawazgates.com

Memaafkan tanpa dedam

Di antara ciri orang bertakwa menurut Al-Qur'an, sebagaimana disebut dalam QS. Ali Imran: 134 adalah "al-afiina an al-naas", yaitu orang yang memaafkan kesalahan orang lain.

Ya, memaafkan kesalahan orang yang telah me- nyakiti hati, menyinggung perasaan, serta merendah kan harga diri kita sama sekali bukan hal yang mudah dan ringan. Sungguh, sangat sulit dan berat. Apalagi jika yang melakukannya adalah orang yang kita kenal dekat, bahkan mungkin sangat dekat dengan kehidup- an kita. Sungguh, hanya orang-orang yang berjiwa besar saja yang mampu melakukannya. Itulah mengapa, memaafkan kesalahan orang lain yang pernah menzalimi kita, menjadi salah satu ciri serta karakter orang-orang yang bertakwa.

Islam mengajarkan agar kita semua memiliki sifat pemaaf. Karena dengan memaafkan, maka hilanglah rasa dendam dalam diri kita, jiwa menjadi tenang batin pun tenteram. Lebih dari itu, sifat pemaaf akan mengantar seseorang mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di hadapan Allah. Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah saw.

menegaskan tentang mulianya sikap memaafkan. "Tidaklah Allah Swt. menambah kepada seorang hamba karena (pemberian) maafnya kecuali kemuliaan, dan tidaklah pula seseorang bersikap tawaduk kecuai Allah Taala akan meninggikannya." (Riwayat Muslim).

Sifat pemaaf hanya dimiliki oleh orang-orang yang berjiwa besar, berakhlak mulia dan berbudi pe- kerti luhur. Orang orang sombong, angkuh dan se nang membanggakan diri sulit untuk bersikap mulia seperti itu.

Menurut peneliian sejumlah ilmuwan Amerika tentang sikap pemaaf, dibuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat, baik jiwa mau pun raganya dibandingkan dengan mereka yang selalu menyimpan bara dendam dalam hatinya. Dr. Frederic Luskin, yang mendapat gelar Ph.D dalam bidang Konseling dan Kesehatan Psikologi dari Universitas Stanford, dalam bukunya Forgive for Good, menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah ter- bukti bagi kesehatan dan kebahagiaan.

Buku hasil penelitiannya tersebut memaparkan bagaimana sifat maaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesenangan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri sesorang. Sikap mudah tersing gung, perasaan gelisah, ketidakstabilan jiwa ada lah beberapa dampak yang dapat diamati pada diri seseorang yang selalu memendam kemarahan. Kondisi seperti ini. jika dibiarkan berlarut-larut, akan mem buat seseorang tidak mampu berpikir jernih, serta memperburuk keadaan.

Dr. Danial Zainal Abidin dalam bukunya Al Quran for Life Excellence, mengutip sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Herbert Benson terhadap 1.500 orang, ditemukan bahwa kegundahan hati. stres serta penyakit mental jarang terjadi pada mereka yang berpegang teguh pada agama. Beliau menyimpulkan bahwa hal ini disebabkan oleh agama yang meng. ajarkan dan menganjurkan kepada para penganutnya untuk saling memaafkan satu sama lain.

Dari beberapa keterangan di atas, baik dari sudut pandang agama maupun kaji ilmiah, erlih jelas bahwa memaafkan, selain merupakan wujud akhlak mulia seseorang yang akan menjadikannya terhormat dan mulia di hadapan Allah dan man,uga men jadikan seseorang lebih dapat menikmati hidup. Ke sehatan fisik terjaga, ketenangan batin dan kedamaian jiwa terasa, serta kebahagiaan menjadi nyata. Apalagi yang dibutuhkan seseorang ketika hidup di dunia fana ini, selain kesehatan jasmani dan ruhani yang sempur- na? Dunia terasa indah, hidup pun terasa nikmat jika kebutuhan dua aspek penting dalam diri ini, yaitu jasmani dan ruhani terpenuhi.

Sesal kemudian tidak berguna

Kita tentu sering mendengar keluhan orang-orang yang menyesali kehidupan masa lalunya karena tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

"Coba dulu waktu kecil saya belajar ngaji, tentu setelah dewasa seperti ini saya sudah mahir mengajar, demikian keluh seorang kawan. "Saya menyesal, kenapa waktu muda dulu saya malas-malasan, tidak mau bekerja keras sehingga di masa tua sekarang saya masih dibelit ma salah ekonomi yang tak kunjung selesai, kata seorang tetangga yang usianya sudah tidak muda lagi. "Kalau tahu dari dulu enak seperti ini, saya tidak akan me nunda-nunda untuk menikah..." he.he.

kalau yang ini candaan seorang teman yang baru menikah setelah usianya melewati kepala tiga. Sederet keluhan dan rasa penyesalan tentang ke hidupan masa lalu, yang sering dilontarkan oleh orang di sekeliling kita, atau mungkin oleh kita sendiri, pokok persoalannya adalah karena mereka atau kita tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan maksimal.

Seandainya kita mampu memanfaatkan tiap detik dalam kehidupan ini dengan baik dan maksimal, tentu tidak akan pernah ada kata-kata penyesalan tersebut. Di dalam Al-Qur'an terdapat satu surah yang me- nunjukkan betapa manusia akan mengalami kerugian secara total, jika tidak dapat memanfaatkan waktu secara maksimal.

Surah al-Ashr ayat 1-3 menegaskan akan hal itu: "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan na- sihat menasihati supaya menetapi kesabaran."

Dari keterangan ayat tersebut dapat kita ketahui betapa berharganya waktu, betapa bernilainya masa betapa pentingnya kesempatan. Dari ayat tersebut juga kita dapat mengetahui bahwa sesungguhnya setiap ma nusia berpotensi untuk mengalami kerugian, kegagal an, kekecewaan bahkan kesengsaraan. Sebaliknya, ada manusia yang tidak akan mengalami kerugian, tetapi justru akan mendapat keuntungan, kesenangan dan kebahagiaan. Dengan kata lain, waktu akan menun- jukkan siapa yang akan menjadi pecundang dan siapa pula yang akan menjadi pemenang. Jika menilik keterangan dari surah al-Ashr ayat -3 di atas, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan besar, yaitu hanya ada dua kelompok manusia di dunia ini dan di akhirat kelak. Kelompok pertama adalah golongan orang-orang yang merugi, menyesal, kecewa sengsara, kalah, atau menjadi pecundang.

Inilah yang kemudian disebut sebagai golongan kiri (ashhabu asy- syimal). Kelompok kedua adalah golongan orang orang yang beruntung. bahagia, senang atau menjadi pemenang. Inilah yang kemudian disebut sebagai golongan kanan (ashhabu al-yamin). Layaknya dalam sebuah kompetisi yang selalu saja menghadirkan sosok pecundang the loser) dan pemenang (the winner), dalam kehidupan ini pun demikian adanya.

Akan selalu hadir di muka bumi ini sosok antagonis, orang-orang jahat, para pendosa yang meng isi kehidupannya dengan segala bentuk perangai bu- ruk; kekufuran, kesombongan, keserakahan, kedengkian, dan berbagai sifat buruk lainnya.

Namun demikian, hadir pula di muka bumi ini sosok protagonis, orang orang baik, para bijak bestari yang mewarnai kehidup- annya dengan beragam perilaku positif: keimanan, kerendahan hati, kesabaran, kesantunan, kemurah hatian, serta pelbagai perilaku positif lainnya. Para pecundang adalah orang-orang yang tidak memanfaatkan setiap kesempatan yang datang kepada nya.

Dia abaikan dan biarkan kesempatan itu pergi Padahal, sebagaimana sering diungkapkan bahwa sempatan itu seringkali tidak datang untuk kedus ka- linya. Orang-orang seperti ini tentu akan menyesali keadaannya.

Padahal, penyesalan di kemudian hari itu tiada berguna. Untuk dapat terhindar dari kondisi demikian, maka setiap kali ada kesempatan yang datang kepada kita, yang sesuai dengan cita-cita dan keinginan kita maka harus segera kita ambil kesempatan tersebut. Dengan demikian, keinginan untuk mewujudkan cita cita kita semakin mendekati kenyataan.

Dengan usaha yang sungguh-sungguh, insya Allah cita-cita serta keinginan kita akan segera terwujud.

Fawazgates.com

Memaafkan tanpa dendam